BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Pertanian merupakan salah satu usaha yang bisa
menunjang kehidupan masyarakat dalam kehidupannya yang saat ini memang telah
banyak digeluti oleh masyarakat kecil maupun masyarakat tingkat sedang.
Visi pertanian Indonesia adalah menjadi
pertanian tangguh dan modern berbasis pada pengelolaan sumberdaya alam secara
berkelanjutan yang menjamin ketahanan, keamanan dan mutu pangan, penyediaan
bahan baku industri dan kesejahteraan petani, serta berdaya saing global.
Kebutuhan gizi
yang diperlukan oleh masyarakat sangat beragam. Beberapa kompo nen gizi yang
harus terpenuhi yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin, dan mine ral.
Ketersediaan komponen gizi tersebut harus dapat dipenuhi oleh hasil pertanian
yang akan dijadikan bahan baku untuk produk olahan maupun dikonsumsi langsung.
Produk hortikultura yang secara umum terdiri atas sayuran dan buah-buahan
merupakan penyedia vitamin (Fauzan A, 2013).
Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang terdiri dari dua
patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam). Tanaman
Hortikurtura memiliki beberapa fungsi yakni: sebagai Sumber bahan makanan, keindahan,
dan juga Pekerjaan. Hortikultura terbagi atas 4 bagian yaitu: Sayur-sayuran,
Buah-buahan, tanaman hias, dan tanaman obat. Dalam
hortikultura ada beberapa teknologi perbanyakan tanaman diantaranya yaitu
secara generati dan secara vegetatif. Perbanyakan secara generatif yaitu
perbanyakan tanaman melalui biji. Sedangkan perbanyakan
secara vegetatif yaitu perbanyakan tanaman tanpa melalui biji contoh stek, cangkok dan lain-lain(Noordi, 2014).
Pembangunan
Hortikultura di Indonesia memiliki potensi yang cukup besar karena didukung
oleh : regulasi, keanekaragaman hayati, ketersediaan lahan pertanian,
agroklimat, dukungan teknologi, ketersedian tenaga kerja, ketersedian pasar,
dukungan penetapan komoditas prioritas hortikultura, dukungan pengem bangan
sistem perbenihan hortikultura dan dukungan pengem bangan sistem perlin dungan.
Potensi sub sektor hortikultura Indonesia mempunyai peran yang cukup be sar
dalam pembangunan perekonomian. Namun demikian masih banyak mengalami kendala
dan masalah baik yang bersifat eksternal maupun internal. Apabila potensi,
kendala, masalah dan tantangan tersebut dikelola dengan baik, dapat menjadikan
Indonesia sebagai negara yang dapat diperhitungkan karena memiliki daya saing
yang tinggi dan sumberdaya yang mampu memenuhi kebutuhan pembangunan
hortikultura. Geografi Indonesia yang berada
dijalur khatulistiwa memberikan keunggulan komparatif karena lingkungan yang
kondusif bagi pertumbuhan keanekaragaman hortikultura (Anonim, 2015).
Ilmu
hortikultura berhubungan erat dengan ilmu pengetahuan lainnya, seperti teknik budidaya tanaman, mekanisasi, tanah dan pemupukan,
ilmu cuaca, dan seba gainya. Budidaya hortikultura pada umumnya diusahakan
lebih intensif dibandingkan dengan budidaya tanaman lainnya. Hasil yang
diperoleh dari budidaya holtikultura ini perunit areanya juga biasanya lebih
tinggi. Lebih lanjut dikatakan tanaman holti kultura memiliki berbagai fungsi
dalam kehidupan manusia. Misalnya tanaman hias berfungsi untuk memberikeindahan
(aestetika), buah-buahan sebagai makanan, dan lain-lain. Holtikultura
berinteraksi dengan disiplin ilmu lainnya seperti kehutanan, agronomi, dan ilmu
terapan lainnya(Nilam, 2015).
Budidaya
tanaman hortkultura di Indonesia belum memberikan kontribusi yang besar, dibandingkan dengan komoditas
pertanian lainnya. Banyak faktor yang menjadi kendala untuk pengembangan
komoditas hortikultura. Menyadari bahwa kehilangan hasil pada tahap pasca panen
merupakan masalah utama yang dihadapi untuk komoditas hortikultura di negara
berkembang (termasuk Indonesia), maka sewajarnyalah agroindustri mendapat
perhatian khusus dalam rencana pembangunan pertanian di Indonesia di masa yang
akan datang. Di Indonesia, agroindustri yang ideal adalah secara langsung
melibatkan petani kecil sebagai pemasok bahan baku nya. Dengan demikian, maka
dua tujuan dapat dicapai dalam satu kegiatan, yakni me ngurangi kehilangan
hasil pada tahap pasca panen dan meningkatkan kesejahteraan petani kecil,dua
pendekatan yang dapat ditempuh yaitu, 1. Mengem bangkan rupa agroindustri yang
secara maksimal memanfaatkan produk pertanian yang dihasilkan petani kecil; 2. Mengembangkan
agroindustri skala kacil yang dike lola secara langsung oleh petani yang
bersangkutan atau melalui kelompok tani (Purba, 2011).
1.2.Tujuan
Untuk mengetahui bagaimana cara
pemeliharaan tanaman hortikultura.
1.3.
Kegunaan
1.Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi
dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada
Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
2.
Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Hortikultura
adalah pelafalan Indonesia istilah Inggris horticulture. Istilah ini dirakit
dari kata latin hortus yang berarti kebun atau halaman. Maka hortikultura
diberi arti pembudidayaan suatu kebun. Ada yang member arti seni membudidayakan
tanaman kebun atau cara budidaya yang dilakukan dalam suatu kebun. Secara lebih
khusus hortikultura disebut seni menanam tanaman buah, sayuran, dan tanaman
hias atau ilmu pertanian yang berkaitan dengan pembudidayaan kebun, termasuk
penanaman sayuran, buah, bunga, dan semak serta pohon hias hortikultura memiliki
peranan yaitu: a). Memperbaiki gizi masyarakat, b). Memperbesar devisa
negara, c). Memperluas kesempatan
kerja, d).
Meningkatkan pendapatan petani, dan e). Pemenuhan kebutuhan keindahan dan
kelestarian lingkungan (Mirsadiq, 2012).
Sifat khas dari hasil hortikultura,
yaitu : a).
Tidak dapat disimpan lama, b). Perlu tempat lapang, c). Mudah rusak
(perishable) dalam pengangkutan, d).Melimpah/meruah pada
suatu musim dan langka pada musim yang lain,e). Fluktu asi harganya tajam. Kita perlu menyadari
bahwa kita dikelilingi oleh negara yang memiliki daya saing yang kuat, apabila
kita tidak meningkatkan daya saing ma ka tidak akan mampu bersaing, bukan
hanya di pasar luar negeri, tetapi juga di pasar dalam negeri sendiri, yang
telah nampak pada kasus sekarang ini,seperti: beras, gula, buah-buahan dan
lainnya. Rendahnya
daya saing sektor pertanian kita dise babkan oleh : sempitnya penguasaan
lahan, tidak efisiennya usahatani, dan iklim usa ha yang kurang kondusif
serta ketergantungan pada alam masih tinggi.Untuk mening katkan daya saing
sektor pertanian ini tidak ada jalan lain, selain kerja keras masya rakat dan pemerintah
untuk meningkatkan kualitas sumberdaya manusia pertanian, membuka areal
pertanian baru yang dibagikan kepada petani-petani gurem/buruhtani, memperluas pengusahaan
lahan oleh setiap keluarga tani dan menggunakan teknolo gi maju untuk
meningkatkan produktivitas dan produksi pertanian (David A, 2010).
Setelah
ditanam, tanaman memerlukan pemeliharaan karena selama pertum buhan kadang
mengalami hal-hal yang kurang menguntungkan seperti :gangguan hama, gulma,
iklim yang buruk, kekurangan air dan sebagaianya. Gangguan tersebut dapat
menurunkan mutu hasil. Perlu adanya tindakan untuk menekan serendah mungkin
faktor-faktor tersebut. Dalam hal ini, pemeliharaan tanaman sangatlah penting,
karena merupakan salah satu faktor penentu dalam produktifitas tanaman. Semakin
baik cara pemeliharaan tanamannya, maka semakin tinggi pula produktivitas tanaman
dan begitu juga sebaliknya. Pemeliharaan tanaman disini dimaksudkan dengan
semua tindakan manusia yang bertujuan untuk memberi kondisi lingkungan yang
menguntungkan sehingga tanaman tetap tumbuh dengan baik dan mampu memberikan
hasil atau produksi yang maksimal. Oleh karena itu, pemeliharaan sangatlah
pentingdalam proses budidaya tanaman karena salah satu faktor utama. Sering
kali petani melalaikan pemeliharaan tanaman, sehingga mengalami kerugian. Hal
ini tentunya bukanlah yang diharapkan mereka. Ada beberapa perlakuan tanaman
yang diberikan agar diperoleh hasil tanaman bermutu baik (Yudhi A, 2010).
Pemeliharaan
merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman. Pada prinsipnya
pemeliharaan tanaman menyangkut tindakan : Crop management, Soil management, Pest management, Water management. Tindakan-tindakan
tersebut merupakan garis besar dari prosespemeliharaan tanaman. Dengan tindakan
tersebut, maka hasil daribudidaya tanaman akan dapat meningkat. Menurut sifat
pemeliharaan tanaman dibedakan
menjadi dua macam, yaitu : 1. Pemeliharaan yang bersifat umum: penyiangan,
pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, irigasi dan drainase. 2. Pemeliharaan yang
bersifat khusus : pemangkasan, pembumbunan, pemberian sere sah atau mulching.
Pelaksanaan pemeliharaan tersebut disesuaikan dengan jenis tana man dan umur atau stadia
pertumbuhan. Faktor keliling yang paling primer tersangkut dalam pemeliharaan
tanaman yaitu : tanah yang memberi hara dan kelembaban disamping sebagai
pendukung secara mekanik, energi penyinaran dalam bentuk panas cahaya, dan udara
yang memberikan karbondioksida dan oksigen. Tanah dan energi penyinaran
bervariasi di permukaan bumi (Togar R,
2013).
Dalam
pemeliharaan, faktor tanah sangat penting sehingga perlu
pemeliharaan terhadap tanah agar tetap subur dan dalam kondisiyang baik untuk
ditanami, yaitu tersedianya unsur hara dalam tanah. Dalam mendukung kehidupan
tanaman, terdapat fungsi tanah yang primer : 1. Memberikan unsur-unsur mineral,
melayaninya baik sebagai medium pertukaran maupun sebagai tempat persediaan. 2.
Memberikan air dan melayaninya sebagai reservoir. 3. Melayani tanaman sebagai
tempat berpegang dan bertumpu untuk tegak. Dalam pemeliharaan tanah, kelembaban
tanah harus tetap terjaga. Jumlahair tanah yang bermanfaat untuk tanaman
mempunyai batas-batas tertentu.Seperti pada kekurangan air, kelebihan air dapat
merupakan kesukaran. Air yangberlebihan itu sendiri tidak beracun, akan tetapi
kekurangan udara pada tanah-tanah yang kegenanganlah yang menyebabkan
kerusakan. Ketersediaan air yang bagus
bagi tanaman adalah yang sesuai dengan kapasitas lapang (Septian F, 2013).
BAB III
PEMBAHASAN
3.1.
Penyulaman
Tanaman
Penyulaman adalah
kegiatan penanaman kembali bagian yang kosong bekas tanaman yang mati/diduga
akan mati atau rusak sehingga terpenuhi jumlah tanaman normal dalam satu
kesatuan luas tertentu sesuai dengan jarak tanamnya. Tujuannya yaitu untuk : meningkatkan
persen jadi tanaman dalam satu kesatuan luas tertentu, memenuhi jumlah tanaman
per hektar sesuai jarak tanamnya dan untuk menghasilkan tanaman yang serempak dan hasil
yang optimum.
Bibit yang baru
ditanam, sebaiknya diperiksa terus menerus, apabila ditemukan pertumbuhan
tanaman yang jelek atau mati secepatnya dilakukan pergantian tanaman/
penyulaman agar pertumbuhan bibit sulaman itu tidak jauh tertinggal dengan
tanaman lain Bibit
sulaman dipilih yang tumbuh baik dengan jenis yang sama secara swadaya sesuai
tanaman yang perlu disulam, penyulaman berguna untuk mengetahui jumlah tanaman
yang sesungguhnya yang nantinya digunakan untuk memperkirakan produksi tanaman
dihasilkan, penanaman dikatakan berjalan dengan baik jika prosentase penyulaman
tidak melebihi dari 10 % dari jumlah produksi.
3.2.
Pengendalian
Gulma
Penyiangan
tanaman pengganggu (gulma) adalah kegiatan pengendaliaan gulma untuk mengurangi
jumlah populasi gulma agar berada di bawah ambang ekonomi atau ekologi. Jika penyiangan
tidak dilakukan, maka akan terjadi persaingan antara gulma dengan tanaman
terhadap cahaya, kelembaban tanah, dan nutrisi.
Tujuan pelaksanaan
kegiatan penyiangan adalah untuk memberikan ruang tumbuh yang lebih baik pada
tanaman pokok agar meningkatkan pertumbuhan dan persen jadi tanaman. Penyiangan
dilaksanakan baik menjelang akhir musim kemarau maupun musim penghujan.
Penyiangan diakhiri setelah tanaman mampu bersaing dengan tumbuhan liar
terutama untuk memperolah cahaya matahari.
Pada awal
pertanaman, pengendalian gulma merupakan hal yang sangat penting untuk
dilakukan agar pertumbuhan tanaman tidak terhambat.
Pengendalian
gulma dapat dilakukan dengan :
a. Secara mekanis yaitu
menggunakan alat seperti Cangkul, parang, kored, mesin pemotong rumput dll
tetapi harus hati- hati jangan sampai mengena pada tanaman pokok, sedangkan
tanpa alat dengan cara di cabut langsung.
b. Secara
kimia yaitu menggunakan Herbisida yang di sesuaikan dengan jenis gulma yang ada
seperti Round Up, polaris, gramaxson dll dengan konsentrasi/ dosis sesuai
anjuran dengan cara pemakaian sesuai petunjuk yang ada pada kemasan. Dapat juga menggunakan herbisida nabati yang terbuar
dari ekstrak daun babandotan, babandotan mengandung alelopati yang dapat
mengganggu sistem kerja sel tumbuhan lainnya.
3.3.Penggemburan dan Pembumbunan Tanah
Pengemburan adalah kegiatan mengolah tanah di sekitar
tanaman dalam upaya memperbaiki sifat fisik tanah (aerase tanah). Adapun tujuan
dari kegiatan ini adalah untuk memacu pertumbuhan tanaman. Penggemburan dilaksanakan pada
tanaman yang sudah tumbuh opdengan
kondisi. Kegiatan penggemburan dilakukan pada waktu
musim kemarau, menjelang tibanya musim hujan. Cara penggemburan dilakukan secara
manual dengan menggunakan cangkul pada sekitar tanaman tergantung pada jarak tanamnya. Pencangkulan
tanah jangan terlalu dalam untuk menghindari terjadinya pemotongan akar tanaman
pokok.
Pembumbunan
adalah kegiatan untuk memperkuat berdirinya batang dan perakaran tanaman
.Pembumbunan dilakukan bersamaan dengan penyiangan pertama sekitar 15 - 30 HST atau
penyiangan kedua .Disamping itu pembumbunan juga dapat memperbaiki aerasi tanah
memperlancar drainase karena ketinggian tanah berbeda sehingga tidak ada
genangan air yang dapat mengganggu pertumbuhan. Dalam budidaya tanaman hortikultura hendaknya di lakukan kegiatan
ini agar tanamn dapat berdiri kokoh.
3.4.Penyiraman
Pemberian air dengan jumlah dan waktu yang
tepat mutlak diperlukan untuk pertumbuhan tanaman, sumber air yang dipergunakan
untuk menyiram tanaman selain dari air hujan juga berasal dari air irigasi. Penyiraman
terutama di butuhkan pada fase awal pertumbuhan karena umumnya tanaman sangat
membutuhkan persediaan air yang cukup. Penyiraman dapat diberikan di sekitar tanaman
sehingga tanah dijaga tetap lembab dan gembur tetapi tidak sampai tergenang air
terutama pada saat musim hujan karena mudah terserang penyakit. Penyiraman pada tanamn dilakukan pasa pagi dan sore hari.
Ketika turun hujan, penyiraman tidak perlu dilakukan, terkecuali pada tanamn
yang ternaungu dan pada tanaman bayam (Amaranthus
sp.) yang harus didiram setelah terkena air hujan agar daun tanamn tidak
berlubang karena adanya pasir.
3.5.Pemupukan Tanaman
Pemupukan adalah
tindakan memberikan tambahan unsur-unsur hara pada komplek tanah, baik langsung
maupun tak langsung dapat menyumbangkan bahan makanan pada tanaman. Tujuannya
untuk memperbaiki tingkat kesuburan tanah agar tanaman mendapatkan nutrisi yang
cukup untuk meningkatkan kualitas dan kuantitas pertumbuhan tanaman. Pemupukan
dilakukan menjelang atau awal musim hujan.
Tanaman
diberikan pemupukan, jika : tanah
miskin hara, pertumbuhan tanaman terhambat walaupun sudah dilakukan penyiangan
dan ditemukan gejala kekurangan unsur hara. pertumbuhan tanaman
perlu dipercepat untuk mengurangi resiko akibat persaingan dengan gulm, ingin meningkatkan
hasil pertambahan pertumbuhan (riap volume) per satuan luas pada akhir daur.
Dosis pupuk yang
diberikan tergantung pada: tanaman yang tumbuh kerdil dan jenis tanaman cepat
tumbuh membutuhkan unsur hara lebih banyak dibandingkan tanaman yang tumbuh
normal dan jenis tanaman yang tumbuh lambat. Semakin meningkatnya umur tanaman,
semakin meningkat juga kebutuhan nutrisinya. tanah yang jelek membutuhkan dosis
pemupukan lebih tinggi disbanding dengan tanah yang relative subur.
cara pemupukan Sbb:
1.
Pemupukan Dasar : pemupukan dapat
dilakukan pada saat sebelum penanaman dilakukan dengan pupuk dasar yaitu pupuk
kandang / bokasi \,
dolomit / kaptan dan TSP. Pupuk di campur dengan tanah dimasukan kedalam lubang
dan di biarkan selama 2-3 minggu bila tanah telah dingin dicirikan dengan
tumbuh rumput baru siap ditanami.
2.
Pemupukan Lanjutan : Pemupukan dilakukan
pada setelah tanaman sudah tumbuh. Dapat
diberikan secara tebar antar baris, tebar antar larikan, dengan ditimbun, di
cor atau di larutkan, dan dapat di demprotkan (pupuk daun).
3.6.
Pemangkasan
Pemangkasan
adalah kegiatan pembuangan bagian tanamn
yang tidak dibutuhkan bagi pertumbuhan tanaman .
Pada tanaman hortikultura tertentu, perlu dilakukan
pemangkasan misalnya pada tanaman buah-buahan. Pemangkasan terdiri dari
pemangkasan cabang, pemangkasan akar, pemangkasan bentuk, pemangkasan
peremajaan dan pemangkasan pemeliharaan.
3.7.
Pengendalian
Hama Penyakit Tanaman
Pengendalian
hama penyakit adalah tindakan untuk mengatur populasi penyebab hama (serangga,
binatang perusak) dan penyakit hutan (virus, nematoda, jamur, bakteri, benalu)
agar tidak menimbulkan kerusakan ekonomis berarti. Hama adalah semua organisme
hidup seperti serangga dan hewan yang menyebabkan kerusakan pada tanaman
termasuk pada biji dan bibit. Penyakit adalah berbagai bentuk gangguan yang
mengakibatkan perubahan fisiologis pada tanaman yang disebabkan oleh virus,
bakteri, nematode, jamur, iklim, kekurangan nutrisian tanaman tingkat tinggi
seperti benalu.
Tujuan kegiatan ini adalah untuk : melindungi tanaman
dari kerusakan yang disebabkan hama dan penyakit,
mencegah timbulnya serangan hama penyakit secara eksplosif, meningkatkan kualitas
dan kuantitas tanaman.
Cara-cara pengendalian
hama dan penyakit terpadu digolongkan kepada lima cara yaitu:
1.
Fisik dan mekanik : pengendalian hama atau penyakit dengan cara ini biasanya dilakukan
pada usaha pertanian dalam skala kecil atau dalam rumah kawat atau rumah kaca.
Pengendalian hama atau penyakit dengan fisik adalah penggunaan panas dan
pengaliran udara. Sedangkan mekanik adalah usaha pengendalian dengan cara
mencari jasad perusak tanaman, kemudian memusnahkannya. Cara ini dapat
dilakukan dengan tangan atau menggunakan alat berupa perangkap
2. Penggunaan varietas tahan: dengan memilih benih yang unggul dan tahan
terhadap penyakit tertentu sebelum dimulai penanaman.
3.
Bercocok tanam dapan dilakukan mulai dari pengolahan tanah, jarak tanam, waktu tanam, pengaturan
pengairan, pengaturan pola tanam, dan pemupukkan.
4. Biologi yaitu dengan penggunaan musuh alami berupa predator
dan parasitoid telah lama dilakukan, tetapi keberhasilanya belum optimal, dan
pada umumnya digunakan untuk pengendalian hama, sedangkan untuk pengendalian
penyakit masih belum banyak dilakukan.
5. Kimiawi : pengendalian secara kimiawi dalam pengendalian hama dan penyakit terpadu
bukanlah hal yang pertama yang harus di lakukan dalam mengendalikan OPT, namun
merupakan cara terakhir. Penggunaan pestisida kimia
untuk pengendalian hama dan penyakit sangat jelas tingkat keberhasilannya.
Penggunaan pestisida kimia merupakan usaha pengendalian yang kurang bijaksana,
jika tidak dikuti dengan tepat penggunaan, tepat dosis, tepat waktu, tepat
sasaran, tepat jenis dan tepat konsentrasi. Penggunaan pestisida tidak hanya dengan pestisida kimia, namun juga dapat
dilakukan dengan pengaplikasian pestisida nabati seperti ekstrak daun mindi,
ekstrak daun mimba, dan ekstrak daun sirih.
3.8. Panen
Panen merupakan suatu kegiatan
pemungutan hasil pertanian yang telah cukup umur dan sudah saatnya untuk
dipetik hasilnya. Produk
hortikultura setelah panen tidak bisa dinaikan, hanya bisa dipertahankan. Pada
saat panen kwalitas harus maksimal, dengan penanganann yang baik dapat
dipertahankan untuk waktu yang lama. Indicator yang dapat digunakan untuk
penentuan waktu panen yang tepat
1. Indicator fisik: sering
digunakan pada beberapa komuditas buah yaitu: buah mudah tidaknya dilepaskan dari tangkainya, uji
kesegaran buah dengan
menggunkaan onenetrometer.
2.Indicator visual merupakan
indokator paling banyak dipergunakan baik pada komoditas bauh
ataupun komoditas sayur yaitu: berdasarkan warna
kulit,ukuran ,bentuk serta karakteristik
permukaan dan bagian tanaman yang mengering. Sifatnya sangat subjektif , keterbatasan dari indra
penglihatan manu sia.Sering
salah pemene nan
dialakukan terlalu muda/awal/atau terlalu tua/ lewat panen.
3.Analisis kimia dapat
dilakukan dengan melihat jumlah kandungan zat padat terlarut, jumlah kandungan asam, jumlah kandungan parti, jumlah kandungan gula dll.
4.Indikator fisiologis dengan melihat
laju respirasi, jumlah konsentrasi
dan konsen trasi
etilen.
5. Komputasi Indeksnya adalah: Jumlah dari rata-rata harian
selama satu siklus hidup tanaman mulai dari penanaman sampai masak fisiologis dan unit panas setiap tanaman.
Setelah diketahui bahwa produk
hortikultura sudah cukup tua untuk dipanen, panen dapat segera dilakukan dan
produk harus dikumpulkan di lahan secepat mungkin. Panen harus dilakukan
secepat mungkin, dengan kerusakan produk sekecil mungkin, dan biaya semurah
mungkin. Umumnya panen masih dilakukan secara manual menggunakan tangan dan
peralatan-peralatan sederhana. Meskipun memerlukan banyak tenaga kerja, panen
secara manual masih lebih akurat, pemilihan sasaran panen juga dapat lebih baik
dilakukan, kerusakan fisik yang berlebihan dapat dihindari, dan membutuhkan
biaya yang lebih kecil dibandingkan dengan panen menggunakan peralatan mekanis.
3.9. Pasca panen
Pasca panen merupakan kelanjutan
dari proses panen terhadap tanaman budidaya atau hasil dari penambangan alam
yang fungsinya antara lain untuk membuat bahan hasil panen tidak mudah rusak
dan memiliki kualitas yang baik serta mudah disimpan untuk diproses selanjutnya
Penanganan pasca panen hortikultura
secara umum bertujuan untuk memper panjang
kesegaran dan menekan tingkat kehilangan hasil yang dilaksanakan melalui
pemanfaatan sarana dan teknologi yang baik. Tahapan Penanganan Pasca Panen Pemanenan, Pengumpulan, Sortasi, Grading, Pengemasan, Penyimpanan dan pendinginan, Transportasi.
KESIMPULAN
DAN SARAN
Kesimpulan
Dari makalah mengenai pemeliharaan tanaman
hortikultura
dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengertian Hortikultura berasal dari Bahasa Latin yang
terdiri dari dua patah kata yaitu hortus (kebun) dan culture (bercocok tanam).
2. Pemeliharaan
merupakan salah satu faktor penting dalam budidaya tanaman.
3. Pemeliharaan
tanaman bertujuan untuk meningkatkan hasil produksi tanaman semaksimum mungkin
serta mencegah terjadinya kegagalan
4. pemeliharaan
tanaman mencakup penyulaman, penyiangan, penggemburan dan pembumbunan,
penyiraman, pemangkasan, pemupukan, pengendalian hama dan penyakit, panen dan
pasca panen
Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini
dapat dijadikan panduan belajar dan dapat menambah wawasan bagi pembacanya
serta dapat di gunakan dalam kehidupan sehari-hari.
DAFTAR
PUSTAKA
Anonim. 2015. Pembangunan
Hortikultura. https://agroekoteknologi08.wordpress .com/2015/07/12/pembangunan-hortikuktura.html
Diakses pada Rabu, 16 November 2016
David.A. 2010. Masalah Rantai Pasokan Produk Hortikultura.https://ardhiandavid. wordpress.com/2009/04/29/masalah-rantai-pasokan-produk-hortikultura/
Diakses pada Rabu, 16 November 2016
.blogspot.co.id/2013/04/makalah-teknologi-budidaya-tanaman.html
Diakses pada Rabu, 16 November 2016
Mirsadiq. 2012.
Hortikultura. https://mirsadiq.wordp ress.com/2012/01/08/hortikultur
a-2.html Diakses pada Rabu, 16 November 2016
Nilam. V. 2015. Vertikultur Tanaman
Selada Untuk Meningkatkan Keuntungan Di Unit Rumah Pangan Lestari (RPL)Balai
Besar Pelatihan Pertanian Lembang. Fakultas Pertanian. Politeknik Pertanian
Negeri Payakumbuh. Payakumbuh. Hal. 2-3. pfd Diakses pada Rabu, 16 November
2016
Noordi. 2014. Tanaman Hortikultura. http://noordi78.blogspot.co.id/2014/05/tana man-hortikultura.html Diakses
pada Rabu, 16 November 2016
Purba. 2011.
Tinjauan II. Budidaya Tanaman Hortikultura. Fakultas Pertanian. Universitas
Sumatera Utara. Sumatera Utara. pdf
Septian . F.
2013. Budidaya Tanaman Hortikultura.http://ferlyseptian23.blogspot. com/2013/05/budidaya-tanaman-hortikultura.html Diakses pada Rabu, 16 November 2016
Togar. R.
2013. Pemeliharaan
Tanaman . https://ridhotogar.blogspot.com/2013/09/ pemeliharaan-tanaman.html Diakses
pada Rabu, 16 November 2016
Yudhi. A.
2010. Pemeliharaan Tanaman dan Pertamanan. http://agungyudhi.blog. com/2010/12/12/pemeliharaan-tanaman-dan-pertamanan/
Diakses pada Rabu, 16 November 2016
Casino Del Sol, Tunica - JamBase
BalasHapusThe 아산 출장안마 Casino Del 정읍 출장안마 Sol, Tunica has been entertaining guests since opening its doors in 1978. 익산 출장샵 Hotel Details & Rooms. 경상북도 출장샵 Map. 광명 출장안마 Map. Open.