Senin, 27 Maret 2017

laporan pengendalian hama penyakit terpadu

BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Gangguan hama dan penyakit pada tanaman merupakan salah satu kendala yang cukup rumit dalam usaha pertanian. Keberadaan hama dan penyakit merupakan factor yang dapat menghambat pertumbuhan tanaman dan pembentukan hasil. PHPT adalah suatu konsep pengendalian hama dan penyakit yang didalamnya menggunakan berbagai macam pengendalian, baik fisik, mekanik, kimia dan biologi yang dimana pengendaliannya diatur berdasarkan aras luka ekonomi dan adanya Keseimbangan Umum . Tujuan dari PHPT teknologi adalah untuk membatasi penggunaan insektisida sintetis dengan memperkenalkan konsep ambang ekonomi sebagai dasar penetapan pengendalian hama. (Abdurochman, 2014).
Dari praktikum yang dilakukan bahwa pengendalian hama dan penyakit tidak harus dilakukan dengan penyemprotan pestisida ataupun zat kimia lain. Salah satu pengendalian yang ramah lingkungan adalah dengan cara biologi yaitu dengan pemanfaatan musuh alami atau predator dan pemanfaatan pestisida alami atau nabati yang terbuat dari ekstrak tumbuhan. Pada praktikum ini diperkenalkan beberapa musuh alami atau predator dan tumbuhan yang dapat digunakan untuk pestisida alami.

Musuh alami atau predator yang diperkenalkan pada praktikum ini adalah semut rangrang (Oecophylla samaragdina), semut hitam (Dolichoderus thoracicus Smith) dan kumbang koksi (Coccinela transveralis). Musuh alami terbagi dua yaitu Musuh alami patogen ialah organisme yang mengganggu pattogen, dan musuh alami hama adalah organisme yang mengganggu hama. Pestisida nabati yang diperkenalkan pada praktikum ini adalah ekstrak daun mindi (Melia azedarach L.) dan ekstrak babadotan (Ageratum conyzoides),

Dikatakan pestisida nabati karena senyawa atau bahan aktif yang digunakan untuk pembuatan pestisida berasal dari bagian tanaman. Pestisida jenis ini baik digunakan karena ramah lingkungan dan dan baik untuk penerapan pertanian berkelanjutan. Pada praktikum terakhir, praktikan diperkenalkan apa itu Potato Dextrose Agar atau biasa disingkat dengan PDA. PDA adalah suatu substensi atau media yang menyediakan zat makanan maupun zat lainnya untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme.Dalam mikrobiologi, media PDA (Potato Dextrose Agar) digunakan untuk menumbuhkan atau mengidentifikasi yeast dan kapang dalam suatu sampel dan produk makanan. PDA mengandung sumber karbohidrat dalam jumlah cukup yaitu terdiri dari 20% ekstrak kentang dan 2% glukosa sehingga baik untuk pertumbuhan kapang dan khamir tetapi kurang baik untuk pertumbuhan bakteri.

1.1 Tujuan
Untuk mengetahui cara pengendalian hama dan penyakit terpadu pada tanaman budidaya.

1.3. Kegunaan
1. Sebagai salah satu syarat untuk melengkapi dan memenuhi salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Pertanian pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Sumatera Utara.
 2. Sebagai sumber informasi bagi pihak-pihak yang membutuhkan. BAB II

TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Klasifikasi Semut Rangrang (Oecophylla samaragdina)
Kingdom :Animalia Phylum :Arthropoda Classis :Insecta Ordo :Hymenoptera Familia :Formicidae Genus :Oecophylla Species :Oecophylla samaragdina Semut rangrang memiliki warna merah kehitaman, ukuran tubuh 1-2 cm. Tubuh terbagi menjadi tiga bagian, yaitu kepala, thorax dan abdomen. Bentuk abdomen bulat 4 segmen dan bentuk mulut runcing serta memiliki tipe mulut penghisap dan penggigit. Metamorfosis pada jenis ini adalah metamorfosis yang sempurna (Suradi S, 2015).

2.2 Klasifikasi Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus Smith)
Kingdom : Animalia Filum : Arthropoda Kelas : Insecta Ordo : Hymenoptera Familia : Formicidae Genus : Dolichoderus Spesies : Dolichoderus thoracicus Smith.
 Semut hitam hidup dalam organisasi sosial yang terdiri dari sejumlah individu dan membentuk suatu masyarakat yang disebut koloni. Koloni semut terdiri dari kelompok-kelompok yang disebut kasta terdiri dari ratu, pejantan, dan pekerja. Kasta semut mempunyai tugas yang berbeda-beda, akan tetapi tetap saling berinteraksi dan bekerja sama demi kelangsungan hidupnya (Candra, 2013).

2.3 Klasifikasi Kumbang Koksi ( Coccinela transversalis)
Kingdom : Animalia Phylum : Arthropoda Class : Insecta Ordo : Coleoptera Family : Coccinellidae Genus : Coccinella Spesies : Coccinella transversalis Sayap kumbang koksi memiliki warna yang mecolok dengan motif bulat berwarna hitam. Sayap keras nya adalah sayap elitra atau sayap depannya. Sayap belakangnya berwarna transparan dan biasanya dilipat di bawah sayap depan jika sedang tidak dipakai. Sayap depannya yang keras juga bisa berfungsi seperti perisai pelindung (Bangkit, 2013).

2.4 Klasifikasi Daun Mindi (Melia azedarach L.)

Kingdom :Plantae Division :Magnoliophyta Class :Magnoliopsida Ordo :Sapindales Family :Meliaceae Genus :Melia Species :Melia azedarach L.
Tinggi pohon mencapai 45 m, diameter sampai 60 cm. Batang silindris, tegak. Daun majemuk ganda, anak daun bundar telur atau lonjong, pinggir helai daun bergirigi. Bunga majemuk malai berkelamin dua (biseksual) pada pohon yang sama. Buah bulat atau jorong, kulit luar tipis, licin, berkulit kering keriput, buah muda hijau hingga kuning. Biji lonjong, licin, warna coklat, biji kering warna hitam (Isroi, 2010).

2.5 Klasifikasi Daun Babadotan (Ageratum conyzoides)
Kingdom :Plantae Divisi :Spermatophyta Kelas :Dicotyledoneae Ordo : Asterales Famili :Asteraceae Genus : Ageratum Spesies : Ageratum conyzoides
Akar Babadotan merupakan akar tunggang, batang tumbuh tegak, tingginya berkisar dari 25cm - 50cm, daun berbentuk bulat telur.
Bunga merupakan kelompok kepala-bunga. Dalam satu kelopak terdiri dari tiga atau empat kepala-bunga, berukuran kecil, berwarna putih kehitam-hitaman.
Biji warnanya kehitam-hitaman Memiliki 5 papus (merupakan bulu) pada puncaknya.,ringan dan sangat banyak jumlahnya (Fhuendra M, 2013)

2.6 Potato Dextrose Agar (PDA)

Komposisi Media PDA (Potato Dextrose Agar) yaitu Kentang ; 250 gram ,Dextrosa: 20 gram, Agar: 20 gram, Aquades : 1000 ml + 500 ml. Alat-alat yang digunakan untuk pembuatan PDA adalah Beaker glass, pengaduk / spatula, pisau, telenan, serbet, autoklaf, elemeyer, kapas ,timbangan analitik, almunium foil, kompor + panic, cling wrap, kulkas, kain muslin.

Adapun prosedur percobaan praktikum ini adalah
1. Di kupas dan dicuci dengan air bersih kentang yang dijadikan PDA
2. Ditimbang dan dipotong kentang menjadi bentuk dadu kecil sebanyak 250 gr kemudian ditimbang agar-agar sebanyak 20 gr dan dextrose 20 gr
3. Dimasukkan aquades sebanyak 1000 ml kedalam panic bersama kentang, rebus hingga mendidih, kemudian disaring sari kentang dengan kain muslin yang dilletakkan diatas beaker glass
4. Dimasukkan agar dan dextrose yang telah ditimbang kain muslin kedalam beaker glass yang telah berisi larutan kentang
5. Dimasukkan aquadest sampai larutan 1000ml, lalu dituang kedalam panic dan panaskan di atas kompor, aduk sampai mendidih.
6. Dimasukkan larutan kedalam Erlenmeyer, tutup dengan kapas dan bungkus dengan aluminium foil serta cling wrap
7. Dimasukkan Erlenmeyer tersebut kedalam autoklaf tunggu sampai 11-15 menit
8. Dimasukkan kedalam kulkas setelah selasai (Sembiring D. 2012).

BAB III PEMBAHASAN

3.1 Semut Rangrang ( Decophyllia samaragdina)
Semut rangrang merupakan jenis insekta atau serangga yang digunakan untuk hama tanaman coklat (Theobroma cacao). Semut ini mampu mengurangi dua penyakit serius yang disebabkan oleh virus dan jamur yaitu dengan menyerang dan membunuh kutu daun penyebar penyakit. Kutu daun sangat merugikan dengan cara mengisap cairan tanamn dan memakan jaringannya. Semut ini menghasilkan kelenjar yang menghasilkan cairan khusus untuk menandai wilayah mereka.

3.2 Semut Hitam (Dolichoderus thoracicus Smith)
Semut hitam termasuk kedalam jenis insekta atau serangga yang merupakan agen hayati untuk pengendalian hama Helopeltis sp. Yang menyerang tanaman kakao (Theobroma cacao) dengan cara menghisap buah kakao. Selain hama Helopeltis sp. , semut hitam juga sebagai predator untuk hama Cono,orphan cramerella yaitu hama penggerek buah kakao. Cara pengendalian semut hitam adalah dengan ,eletakkan kutu putih pemikat semut hitam.

3.3 Kumbang koksi (Coccinela transversalis)
Kumbang koksi adalah salah satu hewan kecil jenis insekta dari ordo coleopteran. Serangga ini merangsang hama daun. Bila terasa terancam, ia akan berpura-pura mati dan membalikkan tubuh, menarik kekinya kedalam. Selain itu, ia akan mengeluarkan cairan berwarna kuning dari persendian kaki sehingga mengeluarkan bau dan rasa tidak enak. Mengalami metamorphosis sempurna.

3.4 Daun Mindi (Melia azedarach L.)
Tanaman ini berasal dari Himalayah (India). Kayu mindi digunakan untuk bahan bangunan. Mindi juga sering digunakan untuk pelindung tanamn kopi dan kandungan minyak didalam biji sebanyak 40 % mengandung bahan aktif alkaloid yang larut didalam air. Mindi dapat mengusir atau penolakhama, menghambat hama bertelur, insektisida, menghambat perkembangan cendawan, mengandung racun kontak dan perut bagi serangga sasaran.

3.5 Babadotan (Ageratum conyzoides)
Babadotan (Ageratum conyzoides) mengandung kkumarine, eugesol 5 %, flavoida, polivenol, dan minyak atsiri. Selain itu, tanamn ini juga mengandung precocene 1 dan 2 sebangai senyawa anti hormoh juvenile yang dapat merusak protein sel dan kematian sel sehingga dapat digunakan sebagai herbisida nabati. Tanamn ini memiliki kandungan alelopati sehingga dapat menekan pertumbuhan tanamn lain. Untuk herbisida nabati, tanamn ini bekerja sebagai racun kontak dan perut untuk hama seperti Aphis.

3.6 Potato Dextrose Agar (PDA)
Potato Dextrose Agar adalah salah satu media yang baik digunakan untuk membiakkan suatu mikroorganisme, baik berupa cendawan/fungi, bakteri, maupun sel makhluk hidup. PDA merupakan panduan yang sesuai untuk menumbuhkan biakan. Fungsi dari suatu media biakan adalah tempat dan kondisi yang mendukung pertumbuhan dan perkembangbiakan dari mikroorganisme yang ditumbuhkan.

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan Dari jurnal rangkuman praktikum pengendalian hama dan penyakit terpadu dapat disimpulkan bahwa:
1. Pengendalian hama dan penyakit secara terpadu pada tanaman budidaya dapat dilakukan dengan cara mekanis, kultur teknis, biologi, dan kimia.
2. Musuh alami atau predator yang diperkenalkan pada praktikum ini adalah semut rangrang (Oecophylla samaragdina), semut hitam (Dolichoderus thoracicus Smith) dan kumbang koksi (Coccinela transversalis).
3. Pestisida nabati yang diperkenalkan pada praktikum ini adalah ekstrak daun mindi (Melia azedarzc L.) dan ekstrak babadotan (Ageratum conyzoides),
4. Potato Dextrose Agar (PDA) adalah suatu substensi atau media yang menyediakan zat makanan maupun zat lainnya untuk mendukung pertumbuhan mikroorganisme.

Saran Diharapkan dengan adanya jurnal rangkuman ini dapat memberikan pengetahuan yang lebih kepada pembaca dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.

DAFTAR PUSTAKA
Abdurochman. 2014. Pengendalian Hayati Pengendalian Hama. http://abduroch man27.blogspot.co.id/2014/12/pengendalian-hayati-pengendalian-hama.ht ml Diakses pada 16 November 2016

Bangkit. 2013. Bahan Kuliah Dasar Perlindungan Tanaman. https://bangkit13. wordpress.com/bahan-kuliah/dasar-perlindungan-tanaman/laporan-dasar-perlindungan-tanaman-hama.html Diakses pada 16 November 2016

Candra. 2013. Pengendalian Hama Helopeltis.http://candra-light.blogspot.co.id /2013/06/pengendalian-hama-helopeltis.html Diakses pada 16 November 2016

Fhuendra.M. 2013. Laporan Herbarium Laboratorium. http://mayfhuendra.blogs pot.co.id/2013/06/laporan-herbarium-laboratorium.html Diakses pada 16 November 2016

Isroi. 2010. Tanaman Pestisida Nabati Mindi (Melia azedarach L.)https://isroi. com /2010/07/31/tanaman-pestisida-nabati-mindi-melia-azedarach-l.html Diakses pada 16 November 2016

Sembiring. D. 2012. Cara Membuat PDA. http://diansembiring17.blogspot.co.id/ cara-membuat-pda.html Diakses pada 16 November 2016

Suradi. S. 2015. Klasifikasi Semut Dan Hasil Pengamatan. http://slametsuradi. blogspot.co.id/2015/08/klasifikasi-semut-dan-hasil-pengamatan.html Diakses pada 16 November 2016

Tidak ada komentar:

Posting Komentar